Sabtu, 15 Maret 2014

FLARE !


                 

Flare? apakah flare adalah kembang api? sebagian orang ternyata masih mengira
sebuah flare itu adalah kembang api. Alangkah lebih baiknya kita mengenal flare lebih dulu, flare merupakan pyroteknik yang menghasilkan cahaya terang (api)/panas yang intens tanpa disertai ledakan. Penggunaan flare sebenarnya ditujukan bagi perlengkapan militer, yaitu untuk digunakan sebagai sinyal (SOS), alat penerangan untuk itu kenapa flare tidak padam bahkan di air. Lalu siapa yang “membawa” flare ini ke ranah sepak bola? tidak banyak yang tahu memang namun satu hal Ultras adalah “clan” yang mengenalkan against modern football yakni dengan bernyanyi lantang, pyroshow (flare), dan berdiri 90 menit.

Nah, bagaimana di Indonesia? ya flare akhir akhir ini menjadi topik yang ada beberapa pihak yang merasa terganggu dengan kehadiranya. Sekilas info saja di Bundesliga dan Seria A flare adalah legal. Bahkan presiden Bayern Munich Uli Hoeness mengaku jika dirinya mendukung penggunaan flare di dalam Allianz Arena. Dia tidak menutupi fakta bahwa dirinya adalah “penggemar berat” flare. Di Indonesia flare terkadang memang menjadi hal yang mengganggu ini karena edukasi yang masih kurang. Aksi yang berlebihan terkadang malah mengganggu jalanya pertandingan itu sendiri.

Saya awalnya juga merasa flare ini tidak perlu namun satu hari mengubah pandangan saya ini. Saya pribadi melihat aksi pyroshow ini saat pertandingan divisi utama saat PSS Sleman VS Persebanga. Saat itu mereka tidak sekedar membakar flare namun mereka membuat ring of flare di seantero stadion Maguwoharjo. Takjub saya melihat aksi yang gila ini, merinding, sangat berkesan dan menghibur. Bahkan aksi ini masuk ke dalam best action supporter world pada Tifo TV. Intinya flare adalah soal edukasi pada supporternya sendiri. Karena kualitas supporter sebenarnya ada pada kualitas edukasi yang berkembang di dalamnya.

Salam Kreatif Supporter Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar