Jumat, 28 Februari 2014

Kisah Si Nomor 10 Di PSS Sleman

Ya , Kisah Si nomor 10 Di Klub kebanggaan Warga Sleman.

PSS Sleman,


Dalam
sejarah kiprah super elja, nomor punggung keramat ini
justru seakan menjadi kutukan bagi si pemakainya. Berikut
kisah perjalanan para pemilik nomor punggung 10 di PSS
Sleman, sejak promosi ke Divisi Utama tahun 2000.




•Liga Indonesia VII 2001:

Yohannes Yuniantoro









     PSS Sleman mengawali kiprah di Divisi Utama Liga
Indonesia VII tahun 2001 melawan Pelita Solo. Yohannes
Yuniantoro, adik kandung Seto Nurdiantoro dan kakak dari
Fajar Listyantoro
Johan, begitu dia akrab disapa yang tampil mengesankan
bersama PSS Sleman pada kompetisi Divisi Satu tahun 2000
sehingga membawa PSS Sleman menjadi Runner Up Divisi
satu dan promosi ke Divisi Utama, gagal menunjukkan
performa terbaik pada musim ini. Johan lebih sering
menghangatkan bangku cadangan dan sangat sedikit
mendapatkan kesempatan bermain. Ia bahkan rela digeser
menjadi bek kanan dari posisi aslinya sebagai gelandang
serang namun hanya menjadi pelapis M. Ansori yang tampil
brilian. Johan akhirnya terpental dari skuat PSS di akhir
musim kemudian berlabuh ke PSIM Yogyakarta di Divisi
Satu sebelum berkelana ke Persikota, Persik Kediri hingga
Persiba Bantul.
Yohannes berkostum Persiba

•Liga Indonesia VIII 2002:

Risdianto


Nama Risdianto belum begitu dikenal publik Sleman pada
saat bergabung bersama tim PSS Sleman. Namun pemain
binaan KKK Klajuran klub internal PSS Sleman, pemain yang
dipercaya mengenakan nomor punggung 10 ini langsung
mencuri perhatian dengan penampilan impresifnya pada
Piala Kraton I akhir Desember 2001. Skill individu dan speed
yang diatas rata-rata menjadi senjatanya untuk mengobrak-
abrik pertahanan lawan. Salah satu best moment nya
adalah ketika Risdianto berkali-kali memenangkan adu
sprint dengan Eks Wingback Timnas Aji Santoso yang saat
itu memperkuat Arema Malang pada semifinal Piala Kraton
I. PSS berhasil mengalahkan Arema 4-0 saat itu.
Akan tetapi, penampilan Risdianto pada Liga Indonesia 2002
tidak maksimal. Dari sekian banyak peluang yang didapat
tidak satupun dikonversi menjadi gol hingga dijuluki
spesialis peluang. Akhirnya Risdianto hanya bertahan 1
musim hingga akhirnya ‘menghilang’.


•Liga Indonesia IX 2003 Liga Bank Mandiri:


Claudio Vijan



   Claudio Vijan yang berposisi sebagai gelandang datang
bersama 2 rekannya asal Chili untuk mengikuti seleksi PSS
Sleman. untuk mengisi slot Fabiano Guarilha yang hengkang
ke Petrokimia Gresik. Claudio yang datang paling awal
diantara 4 pemain asing PSS Sleman sempat tampil cukup
bagus pada turnamen pra musim Bupati Kendal Cup.
Namun aturan PSSI yang hanya memperbolehkan 3 pemain
asing turun di lapangan membuatnya menjadi korban Brazil
Connection trio Deca Dos Santos, Anderson da Silva dan
Marcello Braga. Praktis Claudio lebih sering menjadi
penghangat bench. Claudio pun akhirnya hanya bertahan 1
musim.

•Liga Indonesia Bank Mandiri X/2004:

Francis Wollo



    Striker Liberia ini dikenal tajam bersama duetnya Christian
“spiderman” Carrasco Persim Maros. Karena itu pula
Francis Wollo direkrut PSS dan dipercaya memakai nomor
punggung 10. Wollo mencetak gol perdana untuk PSS pada
saat laga melawan Persela Lamongan 21 Januari 2004 pada
menit ke-75. Pada pertandingan itu pula karir Wollo
bersama PSS habis. Tekel keras pemain Persela membuat
Wollo cedera parah hingga akhirnya dicoret dari skuat dan
digantikan Ndollar Blaise pada putaran kedua.

•Liga Djarum Indonesia XI 2005:

Rudi Widodo




    Hengkangnya Marcello Braga, Alexander ‘Leke’ Dos Santos
dan Ndollar Blaise praktis membuat komposisi penyerang
berubah. PSS mengandalkan Saphou Lessy, Seto
Nurdiantoro, M. Eksan, Denilson Da Silva dan Wonderkid
Rudi Widodo yang tampil baik pada akhir kompetisi Liga
Indonesia Bank Mandiri X/2004. Rudi bergabung pada
putaran kedua kompetisi Liga Indonesia Bank Mandiri
X/2004 sangat diandalkan pelatih Daniel Roekito dan
dipercaya memakai nomor keramat 10 (musim sebelumnya
memakai NP 30).
Rudi Widodo langsung menjadi pujaan publik Sleman ketika
mencetak satu-satunya gol kemenangan atas Semen
Padang pada laga kandang perdana Liga Djarum Indonesia
XI 2005. Sayangnya gol itu seakan menjadi pembuka dan
penutup keran golnya. Performanya yang terus menurun
bahkan posisinya tergeser oleh bintang muda PSS lainnya
Talaohu Abdul Musafri. Rudi kemudian hijrah ke Persiter
Ternate.


•Liga Djarum Indonesia XII 2006:

Busari



    Busari, kelahiran 23 Oktober 1986 (waktu itu belum genap
20 tahun) dipercaya sebagai the next number 10. Pemain
yang bisa berposisi sebagai striker atau gelandang serang
ini merupakan jebolan PSS U-18. Statusnya sebagai pemain
muda dalam tim membuatnya sangat sedikit mendapatkan
kesempatan bermain, apalagi setelah kedatangan striker-
striker top macam Kurniawan DJ, Rochy Puttiray dan
Wanderson Da Silva pada putaran kedua liga. Pada musim
ini PSS berhenti dari kompetisi akibat Gempa yang melanda
DIY dan sekitarnya.


•Liga Djarum Indonesia 2007:

Juan Dario Batalla



    Juan Dario Batalla didatangkan langsung oleh manajemen
PSS Sleman dari Argentina bersama Ramon Aquilar Ignatio,
Christian Gaston Castano, dan Christian Martinez satu
paket dengan pelatih Horacio Montes. Belakangan hanya
Batalla dan Castano yang didaftarkan PSS Sleman mengikuti
kompetisi, sedangkan dua rekannya dipulangkan dengan
alasan tidak berkembang. Penampilan Batalla sangat jauh
dari ekspektasi. Cedera di awal musim membuatnya sering
absen. Bahkan dia hanya tampil sekali di stadion
Maguwoharjo sebagai pemain pengganti pada saat laga
melawan Persema Malang dan tampil sangat buruk.
Batalla yang konon suka dugem ini akhirnya dicoret dari
skuad PSS menyusul Horacio Montes yang lebih dahulu
dipecat dan posisinya digantikan Niane Mamadou.


•Divisi Utama Liga Esia 2008–09
Angel Alfredo Vera



   Dia tampil regular bersama PSS musim
2008/2009 berduet dengan Ricardo Diaz. Meskipun tidak
terlalu gemilang, Alfredo mampu mencetak 2 gol sebelum
cedera lutut menimpanya dan akhirnya ‘menghilang’ di
pertengahan musim seiring dengan krisis keuangan yang
menghantam PSS.



•Divisi Utama LIGA JOSS INDONESIA 2009-2010:
Nkomo Joseph Marcell




   Nkomo Joseph Marcell direkrut pada putaran kedua
LIGA JOSS INDONESIA 2009-2010 bersama Sylla
Bamba dan Mamadou Diallo. Nkomo tampil cukup baik dan
mencetak 2 gol selama membela PSS. Dua gol PSS tersebut
dicetak pada laga melawan Persigo Gorontalo yang berakhir
4-1. Penampilan Nkomo yang terkesan ‘biasa saja’ dan
posturnya yang overweight membuatnya dilepas PSS
Sleman pada akhir musim.

•Divisi Utama Liga Ti-Phone 2010/2011 dan Divisi
Utama LPIS 2011/2012

Tri Handoko


     Tri Handoko adalah salah satu pemilik nomor punggung 10
tersukses di PSS Sleman. Direkrut dari tim amatir Porab
Gamping, Ndok langsung menunjukkan kualitasnya pada
musim pertama karir profesionalnya. Ndok beberapa kali
dipercaya M. Basri menjadi starter menyingkirkan nama
besar semacam Lubis Sukur atau legenda PSS Sleman
Muhammad Eksan. Ndok total mencetak 6 gol pada musim
2010/2011 dan menjadikannya salah satu pemain yang
dipertahankan pada musim 2011/2012.
Permainan Tri Handoko semakin mengkilap di bawah
arahan Widyantoro. Meski hanya mencetak total 4 gol pada
musim ini, permainan Tri Handoko semakin matang. Tri
Handoko sebenarnya direkomendasikan untuk
dipertahankan pada musim 2013, namun dia memilih
hengkang ke Persis Solo. Sayangnya masalah financial pada
klub barunya membuat Tri mengundurkan diri dan
bergabung bersama Persipa Pati.

•Divisi Utama LPIS 2013

Luiz Feitosa Binho


   
Luiz Feitosa Binho mungkin menjadi pemilik nomor 10
paling “apes” di PSS Sleman. Luiz bahkan belum sempat
mencicipi atmosfer kompetisi bersama PSS. Ia menderita
cedera ketika PSS berujicoba melawan tim local Persak
Kentungan. Luiz pun dicoret dan digantikan Noh Alam Shah.


Divisi Utama 2014: (?)
Pembentukan tim PSS Sleman sudah dimulai untuk
menghadapi musim 2014. Sejauh ini belum ada kandidat
siapa pemilik nomor 10 berikutnya. Lantas siapakah kelak
yang akan menjadi tuan nomor keramat ini? Apakah
‘kutukan’ nomor 10 hilang seiring keberhasilan PSS menjadi
juara tahun 2013? Kita nantikan!



Dan JAYALAH PSS KU !

Foto by : Foto: www.slemania.or.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar